PARADIGMA DILEMA ETIKA INDIVIDU MELAWAN KELOMPOK



Saya adalah seorang guru di salah satu sekolah menengah pertama. Dia seorang guru yang aktif mengajar dan juga mengembangkan diri dengan mengikuti berbagai kegiatan pelatihan. Dari salah satu kegiatan pelatihan yang diikutinya berskala nasional, Meida terpilih menjadi co-kapten belajar.id di daerahnya dan diberi amanah untuk mensosialisasikan pemanfaatan akun belajar.id dan juga program-program kemendikbud ristek lainnya.

Sebagai salah satu co-kapten di provinsi saya sering kali mendapat tugas tambahan untuk ikut pelatihan dan juga melatih guru-guru baik di sekolah, daerah, maupun tingkat nasional yang diselenggarakan oleh dinas pendidikan maupun kemendikbud ristek. Meida juga aktif dalam satu komunitas praktisi baik dalam sekolah maupun antar sekolah, baik sebagai ketua komunitas maupun anggota komunitas. Hal ini merupakan salah satu bentuk aksi nyata yang diharapkan dari program guru penggerak yang sedang Meida ikuti.

Baru-baru ini saya terpanggil untuk  mengikuti pelatihan sebagai penggerak komunitas ke luar kota hingga 3 hari. Namun pulang dari pelatihan satu hari setelahnya Meida juga harus mengikuti lokakarya sebagai bagian dari pembelajaran program guru penggerak. Setelah itu minggu berikutnya saya juga diminta sebagai narasumber untuk melatih sekolah penerima bantuan kemendikbud ristek dalam pemanfaatan perangkat TIK hingga 1 minggu. Meida bingung bagaimana menyiasati permasalahan yang dihadapinya yakni bagaimana mengatasi tanggung jawabnya terhadap siswa karena sering  meninggalkan kelas.

Mencari guru pengganti memang saya lakukan, sehingga kelas saya tidak kosong dan siswa tetap belajar. Namun karena guru adalah pengganti sudah pasti berbeda pelakuannya dengan saya di dalam kelas. Hal inilah yang menjadi dilema yang saya alami. Saya bertanya apakah yang lakukan ini sudah benar? apakah tindakan saya ini juga mengedepankan kepentingan murid.

Komentar