PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

Manusia diciptakan berbeda-beda, demikian juga dengan siswa. Ada yang perekonomian keluarga rendah namun ada yang tinggi. Ada siswa yang mudah menangkap pembelejaran ada yang lambat. Ada yang memiliki gaya belajar visual, adaya kinestetik ada juga yang audio. Ada yang senang keheningan ada yang lebih suka keramain. Ada yang sudah memahami materi sehingga butuh materi yang lebih menantang lagi namun ada yang  masih harus belajar dari dasar. Begitu banyak keberagaman yang dimiliki oleh peserta didik. 

Sebagai guru sebaiknya mampu memfasilitasi dan memberikan layanan maksimal kepada siswa yang berbeda itu juga. Sebagai guru kita harus meyakini beberapa hal bahwa:

  1. Semua siswa memiliki kesempatan untuk berhasil dan sukses dalam pembelajarannya
  2. Bersikap adil bukan berarti bahwa kita harus menyamakan perlakukan kepada semua siswa
  3. Semua siswa memiliki pola dan gaya belajarnya yang unik dan berbeda dengan yang lain
  4. Praktek pembelajaran dapat dievaluasi sejauh mana keefektifitasnya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran
  5. Guru memilik peran penting dan utama dalam keberhasilan pengembangan pembelajaran siswa di kelasnya masing-masing.
  6. Guru perlu berkolaborasi dengan komunitas yang lebih besar untuk dapat menciptakan lingkungan belajar yang mendukung semua siswa.

Salah satu hal yang dapat dilakukan guru dalam melayani siswa yang berbeda tersebut adalah dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan serangkaian keputusan yang masuk akal (comman sense) yang dibuat oleh guru dalam proses pembelajaran yang berorientasi atau berpihak kepada siswa. Keputusan-kebutuhan yang dibuat oleh guru tersebut memiliki keterkaitan dengan beberapa hal yakni:

  1. Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefenisikan dengan jelas baik oleh guru dan siswa itu sendiri.
  2. Bagaimana seorang guru dapat memberikan respon maupun tanggapan terhadap kebutuhan belajar siswa. Apa yang akan dilakukan oleh seorang guru untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa. Apakah menggunakan beberapa sumber yang berbeda, media yang berbeda atau penugasan dan penilaian yang berbeda, bahkan ketiga hal tersebut bisa saja berbeda.
  3. Bagaimana seorang guru dapat menciptakan suasana belajar yang menantang dan mampu mengundang minat belajar siswa dan berjuang atau bekerja keras untuk mencapat tujuan belajarnya. 
  4. Manajemen kelas lebih efektif. Guru diharapkan mampu menciptakan prosedur atau metode yang memungkinkan kelas menjadi aktif dan fleksibel namun terstruktur dengan jelas.
  5. Penilaian yang berkelanjutan. Seorang guru dapat menggunakan informasi yang didapat dari proses penilaian formatif yang telah dilakukan, dengan demikain guru dapat menentukan apakah siswa tersebut masih ketinggalan atau sudah telebih dahulu mencapai tujuan pembelajaran yang ditentukan.
Untuk mengetahui kebutuhan belajar murid guru dapat mengkaterogirikan menjadi minimal 3 aspek yaitu:

  1. Kesiapan belajar (readiness) murid
  2. Minat murid
  3. Profil belajar murid
Kesiapan murid mengacu kepada kemampuan anak dalam memahami materi yang akan diberikan, sejauh mana keterampilan dan pengetahuan anak terhadap materi yang akan dibawakan. Hal ini dapat diketahui dengan cara melakukan assemen awal.

Minat merupakan suatu keadaan mental dari seseorang dalam memberikan respons terarah kepada suatu situasi hal atau objek tertentu yang menurutnya  menyenangkan dan memberikan kepuasan terhadap dirinya sendiri.

Profil Belajar merupakan sebuah data yang mengacu pada cara terbaik bagaimana  seseorang sebagai individu untuk belajar. Seorang guru perlu mengetahui profil belajar siswa dengan tujuan untuk mengidentifikasi atau memetakan kebutuhan belajar murid sehingga dapat memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar secara natural dan efisien. Gaya belajar yang diberikan bukanlah gaya belajar guru tetapi mengaju pada gaya belajar siswa.
 
Dengan semua kebutuhan siswa tersebut maka diharapkan guru memiliki banyak ide, guru lebih kreatif, memiliki variasi-variasi dalam belajar. 

Komentar