Tips Mengisi Dokumen Pendaftaran Guru Penggerak
Pendaftaran Calon Guru Penggerak sudah dibuka. Kali ini tidak tanggung-tanggung. Pendaftaran langsung dibuka untuk 3 angkatan yakni 8,9 dan 10. Dengan kata lain peluang untuk lulus bagi pendaftar itu semakin tinggi karena jumlah kuota diterima semakin banyak. Namun isu yang beredar menyatakan bahwa mendaftar guru penggerak itu susah, banyak isian yang harus diisi apalagi essay membutuhkan ribuan karakter. Tak urung beberapa orang yang saya jumpai memilih mundur karena mendengar isu tersebut atau merasa tidak sanggup mengisi essaynya.
Sebagai salah satu peserta Calon Guru Penggerak angkatan 5 tentu sudah melewati proses seleksi tersebut. Walau jujur sebenarnya saya sudah mencoba 3 kali namun 2 kali gagal dan percobaan ke 3 baru lulus. Satu kali gagal kerena sudah mengisi semua isian namun tidak mengklik tombol kirim berkas, kedua gagal di tahap wawancara. Dengan kata lain sudah 3 kali mengisi essay dan isian-isian lainnya.
Salah satu tips yang dapat saya bagikan untuk mengisi isian pemberkasan guru penggerak adalah Jual Diri. Mari menjual apa yang ada pada diri kita. Tuliskan semua informasi yang merupakan kelebihan kita. Tuliskan lebih banyak praktek baik yang pernah kita lakukan. Tuliskan kemampuan kita dalam menghadapi masalah dalam dunia pendidikan. Tuliskan bagaimana kita pernah berbagi pengetahuan dengan rekan guru lain. Tuliskan bagaimana kita pernah berselisih paham dengan rekan guru yang lain namun kita mampu mengatasinya.
Jual diri, semua bercerita tentang diri kita, bukan tentang diri orang lain, apalagi tentang diri yang kita tidak pernah kenal sama sekali. Jangan menceritakan hal-hal yang memang tidak kita lakukan supaya kita terlihat hebat, karena apapun itu jika kita tidak pernah mengalaminya maka kita tidak akan mampu menceritakanya secara alami. Sesuatu hal yang menurut kita sederhana mungkin saja itu luar biasa bagi orang lain, jadi jangan merasa apa yang kita lakukan tidak layak untuk dituliskan.
Ketika kita diminta portofolio maka mari tuliskan pengalaman kita semaksimal mungkin. Urungkan niat menuliskan ala kadarnya saja (pokoknya ada) Sebagai guru saya yakin pengalaman-pengalaman kita pasti banyak karena setiap hari bertemu dengan siswa, guru dan bahkan mungkin orang tua. Untuk itu jangan mengurangi informasi tentang kita, mungkin jika kita mengisi pengalaman hanya 1 tidak menjadi masalah namun semakin banyak pengalaman yang kita tuliskan maka tentu referensi buat penilai akan semakin banyak juga.
Dalam mengisi essay, kembali lagi mari jual diri. Kita pasti memiliki alasan yang mendorong mengapa ikut dalam program tertentu, salah satunya pasti ada didalamnya adalah untuk meningkatkan kompetensi diri, ceritakan alasan itu dalam bentuk tulisan. Ceritakan kelebihan yang anda miliki. Karena seyogianya setiap manusia memiliki kelebihan dan hanya anda sendiri yang mengatahuinya. Jangan malu atau enggan menyampaikan kelebihan kita. Jika kita pandai bergaul ceritakan bagaimana kita bergaul sehingga mudah berbaur dengan orang lain baik orang baru maupun orang lama. Jika kita pandai memotivasi orang ceritakan bagaimana kita bisa memotivasi orang. Jika kita memiliki semangat juang yang tinggi ceritakan bagaimana kita berjuang dalam setiap kegiatan yang kita kita ikuti. Jika kita pandai berkomunikasi ceritakan bagaimana cara kita berkomunikasi dengan orang lain, jika kita adalah orang yang mau dengan senang hati berbagi ilmu kepada orang lain ceritakan bagaimaan kebiasaan-kebiasaan kita berbagi ilmu.
Pernahkah menjadi wali kelas? mendapat tugas menjadi wali kelas yang "tergolong bandal"? pernahkah anda termotivasi untuk menghilangkan image bandal tersebut? Pernahkah hal itu kita terapkan? adakah perubahan dalam kelas itu? walau hanya 1 2 orang? Apa yang anda lakukan, dan bagaimana anda melakukan sehingga kelas itu akhirnya berubah. Atau pernahkah anda menemukan siswa yang mungkin menurut anda "malas, bandal, bodoh" atau apalah istilah lainnya. Pernahkah anda berusaha untuk mengubah hal itu? apa yang bapak ibu lakukan dan bagaimana melakukannya? Saya rasa contoh-contoh itu pernah dialami oleh semua guru, tinggal bagaimaan kita merangkai kejadian menjadi cerita. Cerita yang mungkin pernah kita sampaikan ke orang lain kali ini ceritakan dalam bentuk tulisan.
Pernahkah kita menghadapi masalah atau berselisih paham dengan orang lain khususnya rekan kerja? saya yakin semua guru pernah mengalaminya. Apa yang kita lakukan menghadapi perselisihan itu? bagaimanakah kita mengatasi hati dan pikiran kita sehingga perselisihan itu tidak menjadi perselihan yang berkarat. Hal ini merupakan kejadian yang lumrah dihadapi oleh semua orang bukan hanya guru saja, dan semua orang memiliki cara untuk mengatasinya, Anda dapat menceritakan bagaimana menyelesaikan masalah tersebut dengan cara anda bukan dengan cara orang lain.
Dari semua penjelasan yang sudah dipaparkan diatas dapat diambil beberapa kesimpulan yakni
- Tuliskan semua pengalaman yang pernah bapak ibu alami, jika dibatasi dengan jumlah maksimal maka upayakan menuliskan seusai dengan jumlah maksimal.
- Tuliskan semua hal yang anda lakukan, dalam sehari-hari anda mungkin sering menceritakan kepada orang lain apa yang anda alami melalui mulut secara langsung, kali ini cerita ke orang lain tersebut ungkapkan dalam bentuk tulisan
- Jangan merasa hal kecil yang anda lakukan tidak layak untuk dituliskan, karena hal kecil menurut anda bisa saja hal besar buat orang lain, jadi jangan ragu menuliskan kemampuan anda walau sekecil apapun itu,
- Tuliskan kisah anda bukan kisah orang lain,
Terimakasih tulisan cocok unt jadi referensi bu meida
BalasHapus