Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat.
Kalimat ini diangkat menjadi tema peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia ke 77, yakni 17 Agustus 2022. Tema yang mengandung harapan dan doa untuk Indonesia. Tema ini juga menjadi gambaran estapet dari tema hari guru 2021 yaitu Bergerak Dengan hati, Pulihkan Pendidikan. Tema yang diangkat karena pandemi yang sedang melanda Indonesia bahkan seluruh dunia.
Tahun 2019 Indonesia mengalami musibah dengan masuknya wabah virus corona. Wabah yang menyebar dengan begitu cepatnya sehingga pemerintah memutuskan untuk menerapkan Social Distancing dimana semua orang diharapkan bisa menjaga jarak dengan orang lain, bahkan menghindari kegiatan sosial. Banyak apsek kehidupan yang terkena dampak Social Distancing tersebut. Dan salah satu aspek terkena dampak yang sangat besar adalah dunia pendidikan.
Sekolah menjadi salah satu aspek yang terdampak begitu besar akibat pandemi. Pemerintah memutuskan untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Awalnya PJJ direncanakan hanya tiga minggu namun berlanjut dan bertambah 3 minggu lagi, hingga akhirnya berlanjut hampir 3 tahun. Anak-anak terpaksa belajar sendiri dan hanya didampingi orang tua dirumah. Anak-anak hanya bisa menerima pembelajaran melalui perangkat WA maupun aplikasi lain yang digunakan sekolah. Anak-anak hanya bisa bertanya kepada orang tua tentang pelajaran yang diterima. Dan orang tua banyak tidak mampu mangajar anak-anak karena berbagai faktor. Faktor pendidikan yang rendah, faktor orang tua bukan berasal dari dunia pendidikan, faktor orang tua harus mencari nafkah dan banyak faktor lain yang menjadi persoalan hingga tidak dapat mendampingi anak saat belajar.
Banyak usaha yang telah dilakukan oleh pemerintah. Membuat televisi pendidikan, membuat pelatihan-pelatihan daring, membuat webinar daring, membuat platform pendidikan dan lain-lain. Banyak usaha yang telah dilakukan sekolah, memanfaatkan aplikasi berkirim pesan, menggunakan Learning Management System (LMS), membuat konten video pembelajaran dan lain-lain. Banyak usaha yang dilakukan orang tua, memfasilitasi anak dengan perangkat android maupun laptop, mendampingi saat belajar. Diantara banyaknya usaha-usaha yang dilakukan oleh semua pihak ternyata tidak dapat mengimbangi kehadiran guru langsung di depan peserta didik.
Guru menjadi salah satu faktor paling penting dalam dunia pendidikan. Secangkih dan sehebat apapun teknologi ternyata tidak mampu menggantikan kehadiran guru dalam mendidik dan mengajar peserta didik. Guru memegang peranan untuk menstimulasi peserta didik dalam proses pembelajaran. Hingga pandemi memunculkan satu pernyataan bahwa "Sehebat apapun teknologi tidak akan mampu menggantikan peranan guru, tetapi teknologi di tangan guru yang hebat akan memberikan dampak yang luar biasa bagi dunia pendidikan."
Kali ini guru juga tetap menjadi pemilik peranan penting hingga Indonesia bisa pulih lebih cepat. Guru memiliki peranan yang kuat sehingga Indonesia bisa bangkit lebih kuat. Memang dibutuhkan peranan semua pihak sehingga Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat bisa terealisasi dengan baik. Seperti kata Ki Hajar Dewantara "Butuh satu desa untuk mendidik satu orang anak". Satu desa ditempati oleh anak, orang tua, pemerintah dan masyarakat. Maka butuh satu desa untuk memulihkan pendidikan Indonesia. Dan guru mampu mejadi mobilisasi pemulihan pendikan tersebut.
Ketika pembelajaran tatap muka secara normal diterapkan banyak temuan-temuan yang didapatkan oleh sekolah terkait sikap dan prilaku peserta didik. Banyak tingkah laku yang menjurus ke arah negatif seperti mengucapkan kata-kata yang tidak pantas, tidak menghiraukan kehadiran guru, minat belajar yang sangat rendah, penggunaan android tanpa memandang kapan dan dimana hingga ke prilaku perundungan/bulliying. Di awal tahun ajaran baru wali kelas telah disibukkan dengan panggilan orang tua. Tidak jarang kantor guru menjadi tempat pertemuan orang tua, wali kelas dan BP karena ruang BP tidak muat menampung jumlah yang banyak. Dalam ruang diskusi guru penggerak, hal ini juga menjadi satu topik pembahasan. Ternyata hampir semua sekolah mengalami hal yang sama.
Perayaan 17 Agustus menjadi salah satu momen yang sangat mendukung untuk pemulihan pendikan. Perayaan yang diwarnai dengan perlombaan menambah semangat peserta didik untuk hadir di sekolah. Kejadian-kejadian lucu, menegangkan dan mendebarkan menjadi satu momen yang mampu menghadirkan senyum bagi siswa dan guru. Ketika peserta didik mulai dilibatkan untuk ambil bagian dalam setiap kegiatan, saat itu juga mampu menyadarkan anak bahwa mereka ternyata sudah berada di sekolah. Mereka ternyata sudah memasuki dunia pendidikan yang nyata bukan maya lagi. Pencapaian hasil yang baik hingga menjadi juara juga menjadi salah satu hal penting dalam memulihkan pendidikan. Anak-anak mulai ceria, anak-anak mulai berkumpul, anak-anak lupa untuk semetara waktu akan androidnya, anak-anak mulai bekerja sama dan lain sebagainya.
Guru memiliki kesempatan besar sebagai motor pemulihan. Menyalahkan peserta didik dengan sikapnya yang buruk tidak lagi menjadi cara untuk menciptakan perubahan. Kehadiran guru, motivasi guru, semangat guru, kreativitas guru dalam mendidik akan menjadi cikal bakal pemulihan yang lebih dasyat. Guru Hebat Indonesia mari berbuat untuk Indonesia. Guru Hebat Indonesia mari aktifkan dan tingkatkan peran kita untuk mencapai Indonesia Pulih lebih cepat, bangkit lebih kuat.
Selamat hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 77. Bangkitlah Indonesia, Jayalah Indonesiaku tercinta. Merdeka, Merdeka.
Komentar
Posting Komentar