PENUH PERJUANGAN




Butuh perjuangan untuk mendapatkannya. Bukan karena susah atau karena tak mampu. Namun karena waktu yang kurang tepat. Saat ingin mendaftar hal pertama yang saya pertimbangkan adalah waktu. Menyesuaikan waktu dengan jadwal kerja supaya dapat mengikutinya dengan maksimal. Setelah memastikan waktunya tepat tidak terlalu banyak menggangu kegiatan lain akupun mendaftarkan diri dan ternyata diterima sebagai peserta pelatihan. 

Lama menunggu akhirnya pelatihan dimulai dengan pembukaan. Esok hari seharusnya pelajaran pertama sudah dimulai namun ternyata pelatihnya memiliki jadwal di kelas yang lain. Pelatih menginformasikan akan memulai pelatihan satu minggu kemudian dan jadwalnya di pagi hari pula. Sempat terjadi tawar menawar waktu namun ternyata yang paling tepat hanya di jadwal yang sudah disampaikan oleh pelatih. Saya tidak bisa mengatur ulang jadwal yang lain karena semua sudah terjadwal jauh-jauh hari. Apalagi jadwal utama adalah mengajar. 

Jadwal pelatihan dimulai, saat itu jadwal saya hanya mengajar 2 jam pelajaran saja dalam satu kelas, dan tidak bertepatan dengan jam pelatihan. Hari kedua menjadi kenala karena saat itu saya dan teman-teman dari komunitas belajar.id Sumatera Utara harus menjadi narasumber untuk pelatihan "Pemanfaatan Peralatin TIK bagi SMP se Sumatera Utara". Aku hanya bisa ikut masuk ruang virtual namun tidak dapat mengikuti pelajaran sama sekali. Hari ke 3 penutupan pelatihan dan memenuhi undangan dari Balai Besar Guru Penggerak untuk ramah-tamah kapten co-kapten Sumatera Utara. Alhasil aku tidak bisa masuk ruang virtual sama sekali. Hari ke 4 kembali saya hanya bisa masuk ruang virtual karena saya harus mengajar penuh satu harian. Dan hari ke 5 sama sekali tidak bisa masuk ruang virtual karena harus mendampingi pihak Kemendikbudristek kunjungan kerja ke sekolah yang menerapkan Implementasi Kurikulum Merdeka. 

Selain belajar peserta juga harus mengumpulkan tugas-tugas. Walau diberi waktu satu minggu namun karena banyaknya tugas ditambah tidak bisa sama sekali mengikuti pelatihan sayapun harus tertatih-tatih. Saya mencoba membuka tugas-tugas teman yang sudah mengumpulkan melalui classroom. Saya ingin menjadikannya sebagai referensi. Namun yang namanya belum dapat ilmu sama sekali walau sudah melihat tugas dari teman tetap saja saya tidak bisa mengerjakannya sendiri. 

Untuk mengatasi masalah saya beranikan menghubungi pak Secep seorang peserta yang telah mengumpulkan tugasnya dengan cepat. Puji syukur pak Cecep langsung bersedia mengajari dan menuntun walau kami tidak saling kenal. Namun persoalan tidak sampai disitu. Aku harus berjuang diantara waktu yang sempit karena setelah itu ternyata program guru penggerak sudah memasuki modul 1.4 dan harus bergabung di ruang kolaborasi selama 2 hari. Pembelajaran kamipun harus terputus-putus. Banyak alasan yang saya berikan untuk membuat pak Cecep tidak marah dan eggan mengajari. Syukur walau saya yang sering memutus komunikasi dia tetap mau membimbing. 

Di tengah-tengah perjuangan saya mendapat informasi bahwa batas pengumpulan tugas sudah berakhir. Sedih pasti, dan bahkan nyaris patah semangat. Mengingat semua bukan karena kelalaianku, mengingat akan ada tanda merah di akunku karena gagal. Keesokan harinya saya  mendapat informasi terbaru bahwa ternyata pengumpulan tugas masih ada 2 hari lagi. Sontak semangatku bangki kembali, tetapi lagi dan lagi kesibukan yang lain menghalangi untuk bisa segera menyelesaikan tugas. 

Ibarat slogan petugas pemadam kebakaran "Pantang pulang sebelum padam" maka sayapun bertekat pantang mundur sebelum berusaha. Kusempatkan waktu sebentar untuk melakukan pertemuan tatap muka secara virtual dengan pak Cecep. Cukup 10 menit untuk memastikan dan mempaktekkan apa yang harus saya kerjakan, apalagi waktu yang dimiliki pak Cecep bertepatan dengan jam saya mengajar. Sepuluh menit menjadi penentu apakah saya akan berjuang sampai akhir. Hingga akhirnya sayapun paham apa yang harus kulakukan. Segera kulanjutkan mengajar peserta didikku di les terakhir. Saya minta maaf karena waktu yang saya gunakan untuk belajar. Saya miminta kesediaan anak-anak supaya keluar dari kelas lebih lama untuk membalasnya. Untung anak-anak bersedia dan tidak menggangu pelajaran lain karena di les terkahir. 

Selesai mengajar tidak membuang waktu saya mengerjakan projek. Dengan modal yang masih minin program selesai dengan kondisi yang sangat sederhana. Segera saya upload projek dan menunggu pengumuman dengan was-was. Layakkah saya diluluskan? Sore hari tadi saya membaca pesan chat bahwa pengumuman sudah keluar. Segera buka website dan melihat sertifikat kelulusan terlah tersedia. Puji dan Syukur yang luar biasa kepada Tuhan. Dan tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada panitia dan terkhusus kepada pak Cecep yang telah sabar mendampingi saya. Pesan yang saya kirimkan melalui chat grup. 

Sempat stress karena ilmu yang saya dapat semasa kuliah tidak berkembang, ternyata Tuhan memberikan kesempatan untuk berkembang lagi dan bahkan mendapat ilmu yang lebih terbarukan. Melalui program-program dari pemerintah khususnya dari  Balai Pelatihan dan Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi, Kementerian Komunikasi dan Informatika (BPPTIK, Kominfo)  Semoga bermanfaat buat diri sendiri, siswa dan orang lain.  Jadi pembelajar sepanjang hayat.



Komentar