HUTANG HARUS DIBAYAR

 Jadi ceritanya, beliau terpilih menjadi salah satu peserta yang memberikan respon terbaik dalam louncing "Buku Cinta di Atas Garis". Oleh karena itu beliau berhak mendapatkan satu buku tersebut. Namun disuatu ketika setelah beberapa lama berlalu beliau mengirimkan chat di room webinar dimana saya menjadi salah satu pemateri. Isi chat menyatakan bahwa beliau belum mendapatkan buku tersebut. Sementara saat itu webinar sedang memasuki sesi pembagian hadiah bagi peserta yang paling aktif mengikuti. Mungkin karena itu beliau teringat bahwa belum mendapat buku. 

Setelah membaca chat saya mikir keras kenapa beliau belum mendapatkan buku? Setelah webinar selesai sayapun langsung cek n ricek. Saya barupun teringat bawah yang bertugas memberikan buku tersebut adalah bapak guru hebat pak Mardi Panjaitan. Setelah saya konfirmasi ternyata Mardi ingin memberikan langsung bukunya kepada beliau, sekaligus ajang silaturhami dan ngopi bareng. Namun karena waktu yang super duper sibuk pertemuanpun urung terjadi.


Sebenarnya sama seperti keinginan pak Mardi saya juga ingin bertemu secara langsung dengan beliau, apalagi kata pak Mardi ketemuan sambil ngopi. Saya ingin mengenal beliau lagi sehingga tidak hanya sekedar komunikasi di media sosial. Selain itu saya merasa ada sesuatu hal yang harus kuketehai tentang beliau. Ibarat kata pepatah bantak "Tondi manjou-jou". Ada perasaan saya harus ketemu dan bercerita banyak dengan beliau. Saya merasa ada keterikatan atau keterhubungan dengan beliau. Dengan niat itu sayapun sabar menanti rencana pertemuan yang akan dibuatkan. Namun kembali lagi karena semua super duper sibuk ternyata pertemuan itu masih urung terjadi. 

Hutang harus dibayar. Karena itulah ketika ada kesempatan mengarah ke tempat beliau saya langsung putar haluan untuk segera mengeksekusi pertemuan. Walau pak Mardi belum memberikan ijin, saya jalan terus. Semoga setelah ini pak Mardi tidak marah dan menghukum saya. Saya takut hutang yang belum terbayar itu nanti berbunga, makin lama makin tidak mampu membayar. Dan akhirnya sayapun bertemu dengan beliau dikantornya. Saya menyerahkan buku dan dilanjut dengan cerita panjang lebar. Rasa penasarankupun terpuaskan saat itu. Benar adanya bahwa ada keterkaitan antara saya dan beliau. 

  1. Berasal dari daerah yang sama
  2. Teman dekat tulang (paman) saya
Terima kasih banyak atas pertamuan hari ini pak Aldi Sinurat. Maaf hutang kami lama bayar. Jika nanti pak Mardi sudah punya waktu untuk bertemu, mohon sudi untuk mengundang saya. Karena masih banyak hal yang ingin aku pelajari dari para senior sehingga aku bisa mengikut jejak jadi penulis yang lebih baik lagi.
Salam Guru Di Atas Garis



Komentar