Usia 6-18 tahun merupakan masa-masa dimana saya belajar dan bermain. Banyak hal yang saya alami selama memasuki usia tersebut didalam proses pembelajaran. Ada hal positif dan ada juga hal negatif. Salah satu halpositif yang saya alami adalah ketika duduk di bangku SD. Kepala sekolah mempercayakan saya untuk masuk ke kelas 4 dan mengajari siswa kelas 4 belajar matematika. Hal ini dilakukan oleh kepala karena saat itu wali kelas 4 tidak hadir karena sakit. Sedangkan kami saat itu sedang belajar matematika dan kepala sekolah percaya bahwa saya sudah paham akan materi yang diberikannya saat itu. Hal itu membuat saya bangga akan diri saya sendiri dan semakin termotivasi untuk semakin giat lagi belajar.
Selain hal positif di usia yang sama saya juga juga mengalami hal yang negatif. Saat EBTA dan EBTANAS sudah selesai kepala sekolah mempercayakan saya kembali untuk membantunya dalam memeriksa dan mengoreksi data-data hasil ujian. Saat itu saya melihat bahwa nilai paling tinggi adalah saya. Namun saat menerima ijasah saya melihat bahwa NEM tertinggi bukanlah saya melainkan siswa lain yang merupakan anak dari seorang guru yang mengajar di sekolah saya. Hal tersebut juga mengulang kembali kejadian ketika perlombaan gerak jalan dalam menyambut 17 Agustus. Selama latihan gerak jalan sayalah yang berpersan sebagai pelatih dan pemimpin gerak jalan. Saat itu kami memang berlatih secara mandiri. Namun menjelang hari pertandingan saya langsung digantikan oleh anak dari guru tersebut sebagai pemimpin barisan. Hal itu membuat saya cukup kecewa namun saya bersyukur hal itu tidak serta membuat saya patah semangat.
Momen-momen di masa sekolah mulai dari kelas 1 SD hingga masa perkulian masih dapat saya rasakan hingga sekarang. Hal ini mungkin karena berbagai hal:
- Kejadian yang membekas dihati
- Proses pembelajaran dan perkembangan diri
- Proses mengenal dan bersosialisasi dengan banyak orang baik teman sekolah maupun guru
- Proses mendapatkan hal-hal yang baru dan lain sebagainya
Banyak juga hal yang mempengaruhi hidup saya hingga sekarang. Salah satu adalah ketika saya bergabung dengan organisasi paduan suara geraja hal itulah yang menurut saya menjadi cikal bakal hingga bisa menjadi guru. Ketika di gereja saya mampu memimpin paduan suara muda-mudi hingga guru mengenal dan mengetahui bakat dan potensi yang saya miliki. Beberapa guru memanfaatkan potensi saya untuk berperan disekolah. Saat kelas 2 SMA guru agama meminta saya mengajari teman satu kelas untuk membaca not dan mempelajari lagu rohani tersebut. Kelas 3 SMA guru kesenian meminta dan membimbing saya untuk menjadi dirigen paduan suara dalam lomba Paduan Suara Inalum. Hal itu membuat mengasah mental dan keberanian saya hingga potensi tersebut semakin terasah. Saat kuliha potensi tersebut saya tunjukkan dalam acara-acakra di kampus dengan mengajar dan manampilan paduan suara mahasiswa. Hal itu membuat saya dikenal oleh dospen. Diakhir pendidikan salah seorang dosen meminta saya untuk melamar menjadi dosen tetap. Saat membuat lamaran dosen wakil direktur bagian kesiswaan memuberikan rekomendasi bahwa saya adalah mahasiswa yang aktif dalam melatih paduan suara. Akhirnya saya diterima menjadi Dosen. Selain itu saya juga mengajar di salah satu SMK swasta Medan. Saat mengajar disana saya juga dipercayakan menangani urusan paduan suara dalam setiap momen yang ada. Hingga saat ini saya mengajar sebagai PNS di sekolah negeri saya tetap membentuk Paduan Suara siswa walau saya bukan guru Seni Budaya.
Kepercayaan yang diberikan guru dimasa saya sekolah melatih saya untuk mampu tampil dan berbagi ilmu di depan siswa saya saat ini.
Guru adalah seseorang yang mampu membangkitkan semangat dan motivasi murid hingga mampu berkembang sesuai dengan potensinya masing-masing. Namun guru berpotensi menjadi orang yang mejatuhkan semangat murid ketika sadar atau tidak sadar guru melakukan kecurangan maupun ketidakadilan terhadap siswa. Seorang murid akan selalu selalu mengenang guru yang mampu memberikan hal positif maupun hal negatif dalam hidupnya. Namun terkadang akan lupa dengan guru yang biasa-biasa saja karena tidak memiliki kenangan yang melekat di pikiran.
Belajar adalah sesuatu hal yang harus selalu dilakukan setiap orang. Sebagai guru ataupun murid yang ingin berkembang belajar tidak akan bisa lepas dari dalam dirinya. Guru harus mengetahui makna kehadirannya di tengah-tengah murid yang sedang belajar dan bekembang. Memberikan makna yang baik sehingga mampu menghasilkan murid yang cerdas, kreatif, mandiri dan berbudi pekerti luhur yang baik. Peran guru sangat besar dalam mempengaruhi pekembangan murid. Peran guru adalah mengarahkan murid mampu mencapai masa depan yang penuh makna.
Komentar
Posting Komentar