(REFLEKSI PROGRAM GURU PENGGERAK)
Saya aktif mengembangkan diri berdasarkan kesadaran sendiri tanpa ada paksaan dari orang lain. Pengembangan diri yang saya lakukan adalah dengan mengikuti pelatihan-pelatihan yang disediakan oleh kemdikbud, maupun pelatihan yang dilakukan oleh organisasi tertentu khususnya dibidang pendidikan. Saya juga memiliki kemampuan dan sudah melakukan pengembangan kompetensi warga sekolah seperti guru dan siswa untuk meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya di bidang teknologi. Saya juga berpartisipasi aktif dalam organisasi komunitas guru-guru yang memiliki ide dan motivasi yang sama dalam hal pendikan. Beberapa komunitas yang saya ikuti dan aktif antara lain komunitas belajar.id sumatera utara, Musyawarah guru mata pelajaran, dan lain-lain.
Kompetensi yang
perlu saya tingkatkan adalah spritual dan emosi. Saya sadar sering abai akan
pentingnya memulai dan mengakhiri pembelajaran dengan berdoa, namun hal itu
sering lupa untuk dilakukan. Saya juga merasa masih terlalu sering marah kepada
siswa yang berbuat kesalahan. Saya berharap mampu mencari cara lain dalam
mendidik siswa yang berbuat salah selain dari marah, namun terkadang kebiasaan
cepat marah itu masih sering terjadi.
Saya sudah
melakukakan pembelajaran yang berpusat kepada siswa. Salah satu contoh
pembelajaran berpusat kepada siswa adalah meminta siswa untuk membuat sebuah
karya tanpa membatasi karya apa yang harus mereka buat. Seperti contoh siswa
saya minta mengedit vidionya sendiri, bebas video apa yang akan di edit selama
dalam koridor pembelajaran dan siswa juga bebas menggunakan aplikasi untuk
mengedit video tersebut. Setelah siswa berhasil mendesain saya mengajak siswa
yang sudah mampu membimbing siswa yang belum mampu untuk bisa lebih mampu lagi.
Dalam hal pembelajaran saya termasuk kategori guru yang jarang melibatkan orang tua atau wali murid. Walau sebenarnya hal itu pernah saya lakukan namun belum maksimal.
Kendala yang saya hadapai dalam kepemimpinan pembelajaran yang berpusat kepada siswa salah satu masalah waktu. Dengan jam mengajar 2 JP atau sekitar 80 menit dalam satu kelas terkadang kurang karena masing-masing siswa atau kelompok perlu perhatian satu persatu. Selain itu belum mampu memfasilitasi semua siswa untuk bisa aktif, jadi cenderung siswa yang memiliki kemauan dan kemampuan cenderung lebih dominan.Saya sering
mengajak dan membimbing rekan guru sejawat untuk melakukan pengembangan diri
yang dapat membantu guru menerapkan pembelajaran berorientasi murid, namun
kekurangan saya belum pernah mengajak guru untuk melihat langsung praktek yang
saya lakukan di kelas.
Sekolah membuat
program pelaksanan Penilaian sekolah secara online. Saya mendukung kegiatan
tersebut dan menawarkan diri untuk melakukan simulasi bagi guru dan siswa. Saya
juga mengusulkan untuk menggunakan akun belajar.id sehingga sekaligus mendukung
program pemerintah.
Komentar
Posting Komentar