EVALUASI DIRI TERHADAP KOMPETENSI







 (REFLEKSI PROGRAM GURU PENGGERAK)

Saya aktif  mengembangkan diri berdasarkan kesadaran sendiri tanpa ada paksaan dari orang lain.  Pengembangan diri yang saya lakukan adalah dengan mengikuti pelatihan-pelatihan yang disediakan oleh kemdikbud, maupun pelatihan yang dilakukan oleh organisasi tertentu khususnya dibidang pendidikan. Saya juga memiliki kemampuan dan sudah melakukan pengembangan kompetensi warga sekolah seperti guru dan siswa untuk meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya di bidang teknologi. Saya juga berpartisipasi aktif dalam organisasi komunitas guru-guru yang memiliki ide dan motivasi yang sama dalam hal pendikan. Beberapa komunitas yang saya ikuti dan aktif antara lain komunitas belajar.id sumatera utara, Musyawarah guru mata pelajaran, dan lain-lain.

Kompetensi yang perlu saya tingkatkan adalah spritual dan emosi. Saya sadar sering abai akan pentingnya memulai dan mengakhiri pembelajaran dengan berdoa, namun hal itu sering lupa untuk dilakukan. Saya juga merasa masih terlalu sering marah kepada siswa yang berbuat kesalahan. Saya berharap mampu mencari cara lain dalam mendidik siswa yang berbuat salah selain dari marah, namun terkadang kebiasaan cepat marah itu masih sering terjadi.

Untuk meningkatkan kompetensi, saya sering terkendala dengan waktu. Dimana saya adalah seorang ibu dengan 4 orang anak yang masih kecil dan membutuhkan perhatian yang lumayan tinggi. Saya juga seorang ibu yang mengerjakan semua pekerjaan rumah yang hanya dibantu oleh anak tanpa orang lain. Dengan banyaknya kegiatan dan pekerjaan saat mengembangkan diri saya sering abai dengan kebutuhan anak. Dan anak sering ditinggal.

Saya sudah melakukakan pembelajaran yang berpusat kepada siswa. Salah satu contoh pembelajaran berpusat kepada siswa adalah meminta siswa untuk membuat sebuah karya tanpa membatasi karya apa yang harus mereka buat. Seperti contoh siswa saya minta mengedit vidionya sendiri, bebas video apa yang akan di edit selama dalam koridor pembelajaran dan siswa juga bebas menggunakan aplikasi untuk mengedit video tersebut. Setelah siswa berhasil mendesain saya mengajak siswa yang sudah mampu membimbing siswa yang belum mampu untuk bisa lebih mampu lagi.

Dalam hal pembelajaran saya termasuk kategori guru yang jarang melibatkan orang tua atau wali murid. Walau sebenarnya hal itu pernah saya lakukan namun belum maksimal.

Kendala yang saya hadapai dalam kepemimpinan pembelajaran yang berpusat kepada siswa salah satu masalah waktu. Dengan jam mengajar 2 JP atau sekitar 80 menit dalam satu kelas terkadang kurang karena masing-masing siswa atau kelompok perlu perhatian satu persatu. Selain itu belum mampu memfasilitasi semua siswa untuk bisa aktif, jadi cenderung siswa yang memiliki kemauan dan kemampuan cenderung lebih dominan.

Saya sering mengajak dan membimbing rekan guru sejawat untuk melakukan pengembangan diri yang dapat membantu guru menerapkan pembelajaran berorientasi murid, namun kekurangan saya belum pernah mengajak guru untuk melihat langsung praktek yang saya lakukan di kelas.

Tantangan yang saya hadapi saat mengajak rekan sejawat adalah adanya penolakan. Adanya pendapat yang menyatakan bahwa semua itu tidak ada gunanya, gitu-gitu saja terus.

Sekolah membuat program pelaksanan Penilaian sekolah secara online. Saya mendukung kegiatan tersebut dan menawarkan diri untuk melakukan simulasi bagi guru dan siswa. Saya juga mengusulkan untuk menggunakan akun belajar.id sehingga sekaligus mendukung program pemerintah.

Dalam hal ini saya belum melibatkan orang tua yang yang menjadi wali murid untuk mendapatkan perkembangan pembelajaran murid. Kendala yang saya hadapi adalah ketika banyak murid yang susah dihubungi dan tidak hadir bahkan tidak ikut melaksanakan Penilian sekolah.

Komentar