CANDI BOROBUDUR










Candi Borobudur merupakan candi cagar budaya yang paling terkenal di Indonesia. Bahan dalam pelajaran pelajaran SD candi Borubudur sering disebutkan. Candi Borubudur termasuk salah satu dari 7 keajaiban dunia sekitar tahun 90-an. Candi Borobudur juga merupakan salah satu situs warisan karena merupakan candi Budha terbesar di dunia. Candi Borobudur terlentak di Magelang, Jawa Tengah. Candi Borobudur berada di tengah gunung yang menjulang tinggi serta di kelilingi oleh taman yang luas dan tertata rapi.

Menurut sejarah, Borobudur awalnya dibangun pada pada abag ke-8 hingga ke-9 atau sekitar tahun 800 Masehi. Candi ini dibagun pada masa pemerintahan dinasti Syailendra di jawa tengah. Waktu yang dibutuhkan untuk membangun candi Borobudur diperkirakan sekitar 75-100 tahun dan baru selesai pada masa pemerintahan raja Samaratungga yakni pada tahun 825. Walau demikian tidak ada jejak sejarah yang menunjuk sosok yang membangun candi Borobudur. Apalagi saat itu aliran agama Hindu dan Budha berkembang secara bersamaan di pulau Jawa. Dinasti Syailendra merupakan penganut agama Budha sementara di sekitaran Borobudur terdapat penganut agama Hindu yaitu aliran siwa.

Borobudur pada hakikatnya merupakan sebuah Stupa. Tampilan dari atas membentuk pola seperti Mandala besar, dimana Mandala merupakan pola rumit yang tersusun dari bujursangkar juga lingkaran konsentris. Susunan tersebut melambangkan kosmos atau alam semesta sebagaimana lazimnya dapat ditemukan dalam Buddha aliran Wajrayana-Mahayana. Terdapat sepuluh pelataran pada candi Borobudur. Hal ini menggambarkan filsafat mazhab Mahayana dan bersamaan menggambarkan kosmologi yaitu konsep alam semesta. Candi Borobudur menggambarkan sepuluh tingkatan Bodhisattva. Kesepuluh tingkatan ini harus dilalui untuk mencapai sebuah kesempurnaan dan menjadi seorang Buddha. Bangunan candi terdiri dari sembilan teras yakni, enam teras berada dibagian bawah dan berbentuk bujur sangkar, sedangkan tiga teras berada di bagian atas yang berbentuk lingkarang (Wikipedia)

Di Kaki Borobudur terdapat struktur yang tersembunyi dan baru ditemukan pada tahun 1885. Kaki tersebut merupakan relief dimana 160 diantaranya bercerita tentang Karmawibhangga. Terdapat juga ukiran aksara sebagai petunjuk bagi pengukir untuk membuat adegan dalam gambar relief. Diduga penambahan kaki merupakan cara untuk mencegah kelongsoran monumen, tetapi ada juga dugaan yang menyatakan bahwa adanya kesalahan dalam perancangan kaki asli sehingga tidak sesuai dengan Wastu Sastra. Pembangunan kaki mempertimbangkan 3 alasan yakni, keagamaan, estentik dan teknik. Ketiga hal tersebut merupakan ranah spritual dalam kosmologi Buddha yaitu:

  1. Kamadhatu yaitu dunia yang masih dikuasai oleh nafsu rendah (kama). Sebagian besar bagian ini tertutup oleh tumpukan batu, dismana batu tersebut diduga  digunakan utnuk memperkuat konstruksi candi. Terdapat 160 panel cerita Karmawibhangga yang tersembunyi.
  2. Rupadhatu. Empat undah teras membentuk lorong keliling, dimana pada dinding dihiasi galeri relief yang dimanakan dengan Rupadhatu. Lantai yang berbentuk persegi dan terdiri dari empat lorong dan 1.300 relief. Rupadhatu merupakan dunia yang sudah bebas dari nafsu. Namun demikina masih terikat oleh rupa maupun bentuk.
  3. Arupadhatu. Bagian ini merupakan bagian dari lantai 5 hingga 7 yang tidak dimana dindingnya tidak memiliki relief. Arupadhatu artinya tidak berguna atau tidak berwujud. Lantai berbentuk lingkaran, tingkatan yang melambangkan alam semesta. Manusia bebas dari segala keinginan juga ikatan dari bentuk maupun rupa. Walau demikian tingkatan ini belum mecapai Nirwana. Terdapat 72 stupa kecil berterawang pada pelataran lingkaran. Stupa tersusun dalam tiga barisan dan mengelilingi sebuah stupa dengan ukuran besar dan merupakan stupa induk. Terdapat patung-patung Buddha yang ditempatkan dalam stupa dan ditutup berlubang-lubang bagaikan di dalam kurungan. (Wikipedia)
Saat ini patung-patung Buddha yang terdapat pada candi Borubodur cukup memprihatinkan. Banyak kepala Buddha yang hilang. Beberapa alasan hilangnya adalah karena dicuri dan rusak akibat gempa. Saat ini pemerintah terus berusaha melakuan pencarian atas bagian-bagian candi yang hilang. Perlu perhatian khusus dan serius sehingga peninggalan sejarah tersebut dapat tetap berdiri megah. Perhatian baik dari masyarakat setempat maupun pemerintah daerah dan pusat.

Komentar